Posting kali ini terisnpirasi dari pertanyaan
rekan Rochmadi di postingan saya sebelumnya (Fungsi-siphon-breaker-di-inlet-pipa).
Quote:
“Kenapa filling line (di sebuah tangki atmosferik) harus di letakkan di
bawah LLL?”
Unquote
The question sounds simple. However, the
answer seems not that simple
- Top Filling
- Bottom Filling
Keduanya memiliki pros dan cons masing-masing.
Namun, pada posting kali ini, saya ingin berfokus pada membahas konfigurasi Top Filling terlebih
dahulu.
Sebagai Process Engineer, tentunya tidak asing
bagi anda bila melihat bahwa konfigurasi pengisian tangki menggunakan metode
Top Filling yang biasanya –jika tidak selalu- adalah dengan menggunakan sebuah
device bernama DIP PIPE.
Berikut adalah contoh dimana Dip Pipe diaplikasikan
Berikut adalah contoh dimana Dip Pipe diaplikasikan
Dip pipe ini pada dasarnya hanya sebuah pipa yang
tercelup pada kedalaman tertentu di dalam tangki, untuk mengarahkan fluida pada
kedalaman tersebut saat pengisian tangki.
However, mungkin jarang yang mengetahui bahwa penggunaan dip pipe ini sangat erat
kaitannya dengan safety, yaitu untuk
mencegah terjadinya bahaya fire dan/atau explosion yang diakibatkan listrik
statis.
How come?
Hazard listrik statis pada Oil & Gas
Facility adalah salah satu hazard yang sering dioverlook oleh Process Engineer. Sebagai Process Engineer, selama anda
mengikuti HAZOP, berapa kali potensi bahaya ini pernah dibahas? Dari 3 HAZOP
dan 1 HAZID yang pernah saya ikuti, sama sekali bahaya fire akibat listrik
statis tidak pernah tersentuh (mungkin berbeda dengan pembaca yang sudah
sepuh.. ), sehingga, bagi saya, ini menjadi hal yang sangat perlu dan menarik
untuk diperhatikan, mengingat risk dari hazard ini cukup berbahaya.
Percobaan sisir yang digesekkan ke rambut, dan
kemudian dapat menarik serpihan kertas yang kita lakukan saat SMP dahulu menjelaskan
bahwa listrik statis timbul diakibatkan karena adanya gesekan antara dua benda
yang bermuatan dan kemudian dipisahkan. Saat dua objek bersentuhan, muatan pada
permukaan kedua benda akan berusaha untuk saling mencapai kondisi keseimbangan,
sehingga elektron pada objek yang satu dapat berpindah ke objek lain yang
bersentuhan dengannya. Saat mereka terpisah, elektron yang sudah “terlanjur”
terpisah akibat berusaha mencapai keadaan kesetimbangannya akan tetap berada
pada objek yang terakhir ditempatinya. Akibatnya,objek yang kehilangan elektron
akan cenderung bermuatan positif¸sedangkan objek yang menerima elektron akan
bermuatan negatif. Jika muatan ini tidak dialirkan ke “ground”, maka muatan
tersebut akan diam dan menjadi “statis” (Ini alasannya kenapa disebut listrik
statis).Jika muatan listrik terus terakumulasi, objek
tersebut akan memiliki cukup energi untuk melepaskan muatan listrik ini dalam
bentuk spark ke objek yang memiliki muatan listrik lebih rendah daripada
dirinya.
Dalam oil & gas facility, potensi bahaya listrik
statis dapat terjadi. Hidrokarbon adalah fluida yang cenderung dianggap
insulator karena muatan listriknya sangat sedikit, sehingga hidrokarbon sangat
mudah menerima elektron dari benda yang dilaluinya, seperti pipa.
Dan beberapa
contoh peristiwa yang mengakibatkan terbentuknya listrik statis di oil &
gas facility diantaranya:
- Aliran pada pipa
Disebabkan karena hidrokarbon
bersentuhan dengan pipa, lalu kemudian terpisahkan karena hidrokarbonnya
mengalir, maka elektron pada pipa dapat ikut terbawa oleh hidrokarbon dan ikut terbawa
ke downstream equipmentnya (i.e. storage tank).
- Filter
Dikatakan hidrokarbon yang
melalui filter dapat membawa muatan listrik 200 kali lebih banyak daripada
muatan listrik yang dibawa hidrokarbon karena mengalir lewat pipa.
- Agitasi
Pergesekan antara fluida dan
agitator akan memberikan perpindahan elekktron yang cukup banyak. Thus,
menghasilkan muatan listrik pada hidrokarbon. Diperparah karena hidrokarbon yang masuk ke
dalam tangki telah bermuatan listrik akibat gesekan dengan pipa dan filter di
upstream tangki, sehingga gesekan antar hidrokarbon akibat turbulensi di dalam
tangki pun akan menimbulkan lebih banyak listrik statis.
- Filling
Splashing saat hidrokarbon difilling di atas permukaan fluida di dalam tangki mengakibatkan turbulensi dan
mengakibatkan pergesekan antar hidrokarbon, dan antara hidrokarbon dan dinding
tangki, sehingga akan mengakibatkan berpindahnya elektron pada hidrokarbon
dan menimbulkan lebih banyak listrik statis.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa
akumulasi muatan listrik pada objek (dalam hal ini hdrokarbon), dapat
mengakibatkan spark. Kata orang pinter yang menyusun NFPA 77, hanya dibutuhkan
perpindahan 1 elektron dari setiap 500 atom hidrokarbon untuk menghasilkan
potensi spark.
Spark yang dihasilkan ini, jika bertemu
campuran hidrokarbon + udara dengan kadar hidrokarbon yang berada di rentang Lower
Flammable Limit (LFL) dan Upper Flammable Limit (UFL), surely akan
mengakibatkan fire dan bahkan explosion dalam sebuah oil facility.
Bagaimana cara mencegahnya?
Di sinilah fungsi DIP PIPE itu.
Salah satu metode untuk mencegahnya adalah
dengan menggunakan DIP PIPE. Dip Pipe membuat fluida dialirkan ke bagian bawah
tangki, sehingga menghilangkan potensi
splashing dipermukaan fluida di dalam tangki pada saat filling.
NFPA 77 bagian
8.5.2.1 memberikan guidance bahwa panjang dip pipe adalah tercelup / berada di bawah liquid level sedalam :
- 2 x Pipe diameter, atau
- 0.6 m
Angka di atas diyakini meminimalisir
splashing, agitasi dan turbulensi pada saat filling, begitu kata orang pinter
penyusun NFPA 77.
However, NFPA 77 tidak menyatakan liquid level
yang mana yang dijadikan acuan (apakah HHLL, HLL, NLL, LLL, LLLL). Tapi,
tebakan saya adalah NLL.
Jadi, untuk menjawab pertanyaan rekan Rochmadi
:”“Kenapa filling line harus di letakkan di bawah LLL?”;
Jawabannya adalah -sesuai penjelasan di atas- yaitu untuk mereduksi potensi bahaya listrik
statis saat filling tangki. Dengan koreksi sedikit, bahwa filling tidaklah
mesti di bawah LLL, karena bisa jadi angka 2 x Pipe diameter atau 0.6 m dibawah
NLL yang direkomendasikan oleh NFPA masih berada di atas LLL tangki.
Tindakan lainnya yang direkomendasikan oleh
NFPA 77 untuk meminimalisir terjadinya
hazard listrik statis adalah mengurangi velocity fluida saat masuk ke
tangki menjadi 1 m/s. Hal ini diyakini dapat mereduksi splashing dan turbulensi
saat filling. This can be done- of course- by addition of enlarger at inlet
tank nozle.
Tentu saja, metode di atas tidaklah sepenuhnya
menghilangkan bahaya fire yang diakibatkan listrik statis. Sebagai Process
Engineer, it is our duty to design our plant safely.
Hazard fire akibat listrik statis hanyalah
akan terjadi kadar hidrokarbon pada campuran udara dan hidrokarbon berada di
rentang LFL-UFL. Hal ini dapat dicegah dengan penggunaan blanket gas (i.e. inert gas / fuel gas) ,
sehingga hidrokarbon dipastikan tidak terekspos dengan udara, sehingga ignitable
mixture (hidrokarbon + udara) tidak terjadi.
Selanjutnya, jika di upstream tangki terdapat filter, maka dianjurkan memberikan jarak sekitar 30 detik antara filter dan
tangki untuk memberikan relaxation time. Orang orang pinter yang menyusun NFPA
77 percaya bahwa 30 detik ini akan mengakibatkan listrik statis yang dihasilkan
akibat gesekan fluida dan media filter akan berkurang secara signifikan.
Selain itu, hal terpenting, pemasangan
grounding pada tangki akan memberi tingkat keamanan yang lebih baik. Grounding
akan mengakibatkan semua muatan listrik di dalam fluida akan mengalir ke ground, dan
semua objek berada pada potensial listrik 0 (zero), sehingga potensi spark dan
ujung ujungnya fire akibat listrik statis tidak terjadi.
Injeksi antistatis chemical juga dapat meng-enhance tingkat safety. Buat saya, terutama jika di upstream tangki ada filter, saya akan merekomendasikan untuk penginjeksian chemical ini.
Injeksi antistatis chemical juga dapat meng-enhance tingkat safety. Buat saya, terutama jika di upstream tangki ada filter, saya akan merekomendasikan untuk penginjeksian chemical ini.
Any other thoughts? Why don’t you share with
us, as always.
Regards,
Gandi Iswara
jangan lupa, dip pipe jangan ditaro terlalu dekat dengan suction line juga pak, itu perlu juga diingat oleh proses engineer. Jgn sampai mechanical engineernya disalahkan karena pompanya kavitasi dan foaming terus....
ReplyDeleteYa. Betul sekali pak. tentu saja itu harus di consider.
DeleteAnw, biasanya kalau pompa kavitasi yg disalahkan malah process engineer kok pak, instead of mechanical ^^
Maaf ingin bertanya, klo analisis HAZOP dari bahaya listrik statis itu ndri gimna ya? terimakasih
ReplyDelete